Pada tahun 2022 Bank Indonesia (BI) kembali menyelenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). ISEF pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 dengan visi mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus utama kebijakan nasional dan internasional, menjadikan Indonesia sebagai referensi dunia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Dalam mewujudkan visinya, ISEF telah bertransformasi dari agenda bersifat lokal nasional menuju level internasional dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang unggul di dunia.
Dalam kegiatan itu BI melibatkan Pondok Pesantren di seluruh Indonesia. Tentu dengan tujuan agar Pesantren menjadi motor penggerak ekonomi syariah bagi umat. Pondok Pesantren As’ad satu diantara banyak Pesantren yang hadir mendukung program tersebut.
Dikutif dari laman https://isef.co.id/id/fesyar-sumatera/, pada bulan agustus 2022, BI menyelenggarakan Fesyar (Festival Ekonomi Syariah) Sumatera di Aceh dari tanggal 4 sampai 6 Agustus 2022. Secara umum FESyar Sumatera 2022 terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu “SAFA” (Sharia Fair) dan “MARWA” (Moslem Sharia Forum & Webinar). SAFA diselenggarakan di 3 Titik yaitu Taman Sulthanah Safiatuddin, Hermes Hotel dan Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dengan rangkaian kegiatan yang terdiri perlombaan, festival budaya, pameran kuliner, penampilan seni, fashion chamber, tabligh akbar dan berbagai atraksi menarik lainnya. Adapun MARWA merupakan economic forum yang menghadirkan ragam talkshow dan webinar terkait Islamic economic dan finance, diseminasi blueprint pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta peluncuran dan replikasi model bisnis Aceh Sharia Fund Aggregator (ASIFA) akan berlangsung di Hermes Hotel Banda Aceh.
FESyar Sumatera 2022 juga turut menyelenggarakan 2 seminar tematik terkait penanganan inflasi di Indonesia. Adapun Seminar tersebut bertemakan “Peran aktif pelaku usaha syariah dalam melawan inflasi” oleh Unit Usaha Pesantren dan pemanfaatan ZISWAF produktif pada 3 fokus komoditas yaitu cabai, bawang merah dan telur ayam.
Dalam kegiatan ini Pondok Pesantren As’ad hadir dan mempresentasikan tentang Manajemen Pesantren dari semua sektor. Mulai dari pengambilan keputusan, pengelolaan ekonomi, bagaimana program kontribusi usaha terhadap pesantren dan bagaimana pesantren memikirkan kesejahteraan guru.
Keputusan dan kebijakan pesantren diatur oleh Kyai dan pimpinan pada Yayasan. Misalnya, badan usaha yang ada dibawah naungan pesantren membuat draf anggaran biaya program tahunan dan diajukan kepada Yayasan agar pengelolaan ekonomi menjadi terarah dan tepat dalam pendistribusiannya. Serta mengalokasikan hasil usaha untuk mensuport pendidikan di lingkungan sekitar pesantren. Sebagai pendukungnya, program BWM (Bank Wakaf Mikro) As’ad juga hadir untuk masyarakat sekitar dalam menjalankan usahanya.
Alhamdulilah sampai saat ini santri Pesantren As’ad Sekolah Dasar (SD) dan Mahasantri Ma’had Aly digratiskan biaya sekolahnya. Tidak hanya itu, 15 persen dari jumlah santri juga digratiskan, terutama bagi santri yang kurang mampu secara ekonomi.
Kemudian bagaimana pesantren memikirkan kesejahteraan guru. Dalam hal ini, anak guru dan karyawan diberikan potongan 50 persen untuk masuk ke As’ad, memberikan pinjaman guru tanpa agunan dan bunga, serta program As’ad simpan pinjam untuk para guru dan karyawan.
Setelah mempresentasikan tentang Manejemen Pesantren secara keseluruhan, para juri memutuskan bahwa Pondok Pesantren As’ad layak mendapatkan apresiasi. Atas izin Allah Swt, As’ad diumumkan sebagai juara satu (1) pesantren unggulan se Sumatera oleh Bank Indonesia.
Tidak lama berselang, tepatnya pada tanggal 30 November 2022 di Swiss-Belhotel, oleh Bank Indonesia, Pondok Pesantren As’ad kembali mendapatkan penghargaan sebagai Pendukung Ekonomi Syariah terbaik wilayah Jambi.